BASELPOS.CO, Toboali – Badan Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan (Basel) menggelar rekonsiliasi data keluarga beresiko stunting, Selasa (18/10/2022).

Kegiatan yang berlangsung di ruang rapat Gunung Namak, Setda Bangka Selatan dibuka Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Babel Fazar Supriadi Sanusa dihadiri Staf Ahli Kemasyarakatan dan SDM Basu Priatna Pemkab Basel dan plt Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Bangka Selatan, Agus Pranawa.

Kepala Wilayah BKKBN Provinsi Babel Fazar Sulriadi, mengatakan, rekonsiliasi data keluarga beresiko stunting dilakukan guna mengetahui data yang telah dilakukan oleh petugas di lapangan terkait dengan data keluarga beresiko stunting yang ada di Bangka Selatan.

“Data keluarga beresiko stunting ini sebenarnya sudah dilakukan dan sudah selesai. Dari data ini akan berguna sekali untuk kami menanggulangi stunting yang ada di wilayah Kabupaten Bangka Selatan ini,” katanya.

Ia menyebutkan, berdasarkan data angka stunting di Bangka Selatan yang diterima BKKBN Babel tidak terlalu besar. Meskipun begitu kalau tidak kita tanggulangi bersama tidak akan terjadi penurunan drastis kasus stunting.

“Kita akan terus melakukan penanggulangan angka stunting, karena target kita di tahun 2024 adalah zero stunting, jadi data itu memang harus bersama dikerjakan yang kemudian diimplementasikan di masing-masing Dinas,” ujarnya.

Sementara itu, Plt DKPP Agus Pranata mengatakan, dari hasil rekonsiliasi data keluarga beresiko stunting ini, pihaknya akan melakukan intervensi lebih jauh, dengan harapan dikemudian hari stunting ini dapat dicegah.

“Kalau datanya sudah ada, maka kami akan lebih enak kedepannya mana-mana daerah di Kabupaten Bangka Selatan yang harus di intervensi,” katanya.