Ini Delapan Program Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan Yang Dilakukan PT Timah
BASELPOS.CO, Pangkalpinang. PT Timah Tbk merupakan perusahaan pertambangan yang merepresentasikan negara, terus konsisten dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (PPM) disamping melaksanakan bisnis perusahaan.
Program Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PT Timah bekerjasama dengan berbagai pihak telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terutama masyarakat yang berada disekitar wilayah operasional perusahaan mulai dari peningkatan ekonomi hingga Penyerapan tenaga kerja baik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung maupun Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.
Pada tahun 2023, PT Timah telah melaksanakan delapan program PPM yang manfaatnya telah dirasakan langsung oleh masyarakat.
Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Anggi Siahaan mengatakan, dalam mengimplementasikan program PPM, PT Timah terus berupaya untuk mengintegrasikan kegiatan pertambangan dengan kesejahteraan ekonomi masyarakat sesuai prinsip SDGs.
“PT Timah dalam Menjalankan program PPM tidak hanya sebatas memenuhi tanggungjawab perusahaan, tapi lebih dari itu memberdayakan yang berujung pada kemandirian ekonomi masyarakat. Tidak hanya itu, memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia memang sudah selayaknya dilakukan sesuai dengan Noble Purpose MIND ID,” Jelasnya.
Berikut delapan program PPM yang telah dilaksanakan PT Timah pada tahun 2023 berikut manfaatnya.
1. Pemali Boarding School
Pemali Boarding School (PBS) didirikan pada tahun 2.000 dengan tujuan menerima peserta didik dari berbagai latar belakang ekonomi, baik yang mampu maupun kurang mampu, selama memiliki prestasi.
Program ini diberikan kepada peserta didik kurang mampu dengan prestasi dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Karimun (Provinsi Kepulauan Riau), dan Kabupaten Meranti (Provinsi Riau).
Alumni hingga 2023 mencapai 851 orang, dengan beragam profesi seperti guru, dokter, dosen, polisi, karyawan BUMN, dan swasta. Saat ini, terdapat 108 orang yang tinggal di asrama dan bersekolah di SMA Negeri 1 Pemali Kabupaten Bangka
2. Fishing Ground
Program Fishing Ground bertujuan untuk memberikan dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir yang terdampak oleh kegiatan tambang. Pelaksanaan Program Fishing Ground dimulai di Pantai Rebo pada November 2020 dengan 101 rumpon, melibatkan kerjasama dengan nelayan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta dievaluasi oleh akademisi Universitas Bangka Belitung. Pada tahun 2023, program ini diperluas dengan penurunan 60 rumpon di Desa Aik Antu Deniang dan 170 rumpondi Desa Rebo
3. Pelestarian Masyarakat Adat di Lingkar Tambang
Dalam pelestarian masyarakat adat, Perseroan telah melakukan upaya pendekatan awal terhadap masyarakat adat Mapor di Desa Gunung Muda Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.
Pendekatan ini dimulai pada tahun 2021 dengan penelitian dan penulisan buku tentang masyarakat adat tersebut, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan tujuh rumah adat memarong yang dapat digunakan.sebagai penginapan.
Selain itu, masyarakat adat juga diberikan pelatihan tenun, batik ecoprint,dan pelatihan pemandu lokal untuk meningkatkan kemandirian ekonomi mereka dalam bidang pariwisata. Perseroan juga memberikan dukungan hukum kepada masyarakat adat dengan membantu pengesahan melalui notaris, seperti pengesahan Akta Pendirian Perkumpulan Lembaga Adat Mapur, Akta Pendirian Yayasan Gebong Mamarong Mapor,Pengajuan Nama Yayasan, dan Pengajuan Nama Perkumpulan.
4. Jaminan Sosial Kelompok Rentan
Dalam upaya Perseroan menjaga harmonisasi dengan stakeholder terutama dengan nelayan, Perseroan memberikan Jaminan Sosial yaitu BPJS Ketenagakerjaan. Program ini telah dimulai tahun 2022, untuk tahun 2023 sebanyak 450 nelayan diwilayah operasional Perseroan telah mendapat jaminan sosial.
5. Pos Pelaut
Pemberdayaan Nelayan Sawang Laut Perseroan berinisiatif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui Program Pos Pelaut (Polikultur Silvofishery) sebagai Pemberdayaan Nelayan Sawang Laut di Desa Sawang Laut, Kecamatan Kundur Barat, Kabupaten Karimun, sejak tahun 2020.
Program ini melibatkan nelayan yang membentuk dan diberdayakan melalui Pokdakan Tuah Bersatu, dengan kegiatan budidaya ikan kakap putih dan siput isap secara bersamaan dalam area ekosistem mangrove.
Hal ini sejalan dengan agenda 2030 TPB melalui Kemitraan Multi Pihak (KMP), yang menjadi pijakan utama dalam memperkuat upayaupaya pemberdayaan masyarakat sekitar tambang untuk meningkatkan kualitas hidup mereka menjadi lebih baik, mandiri, dan berkelanjutan.
6. Budidaya Garam
Perseroan menunjukkan komitmen mendukung pembangunan berkelanjutan di aspek lingkungan melalui Program Garam di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Program ini merupakan yang pertama di wilayah tersebut dan melibatkan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) MGL Desa Padang dengan anggota sebanyak 18 orang serta berkolaborasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan. Pada tahun 2023, program ini diperkuat dengan penambahan vlog untuk meningkatkan produksi garam.
7. Protein Nabati
Perseroan mengimplementasikan PPM dengan memperkuat peran serta komunitas/kelompok tani di Desa Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung.
Program yang diberi nama Protein Nabati (Program Terpadu Inovasi Nanas Badau Belitung Indonesia) ini mencakup Pengembangan Sentra Usaha Komunitas yang berbasis pada sumber daya lokal dan menggunakan lahan ekstambang. Program ini mendukung peningkatan pendapatan masyarakat lingkar tambang dari sektor pertanian.
8. Budaya Menawan
Program pemberdayaan di Desa Air Limau dan Desa Belo Laut, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat sejak 2020 bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan ibu-ibu rumah tangga.
Program yang diberi nama Budaya Menawan (Budidaya Ayam Arab dan Merawang Berwawasan Lingkungan) ini memberdayakan Kelompok Wanita Limau Jaya dan Kelompok Wanita Perkasa melalui kegiatan budidaya ayam arab dan merawang, penetasan telur, komposting, pertanian tanaman pakan, pembuatan pakan alternatif, dan pembuatan probiotik ayam dengan prinsip zero waste.
Tinggalkan Balasan