BASELPOS.CO, Toboali – Pemerintah  (Pemkab) Bangka Selatan menargetkan prevalensi angka stunting di daerah tersebut turun di angka 14 Persen pada tahun 2024 sesuai dengan terget nasional.

Plt Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Bangka Selatan, Agus Pranawa mengatakan, angka prevalensi Stunting di Kabupaten Bangka Selatan tertinggi se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yakni 23 persen.

“Prevalensi angka stunting tahun 2023 sekitar 23 persen. Kita terus berupaya melakukan percepatan penurunan angka tersebut mengingat saat ini kita tertinggi se-Bangka Belitung. Dan target kita nanti di tahun 2024 angka prevalensi stunting menjadi 14 persen sesuai dengan terget nasional,” kata Agus Pranawa kepada wartawan, Rabu (7/8/2023).

Ia mengatakan, dalam upaya percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Bangka Selatan pihaknya telah membentuk tim percepatan penurunan Stunting (TPPS) yang diketuai oleh Wakil Bupati Debby Vita Dewi.

“Tadi kita sudah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder di tingkat kecamatan hingga desa untuk percepatan penurunan Stunting,” ujar dia.

Agus mengungkapkan, beberapa hal yang menyebabkan tinggi angka Stunting di Kabupaten Bangka Selatan salah satunya pola asuh yang tidak baik, sanitasi dan banyaknya pernikahan diusia dini.

“Untuk menurunkan angka Stunting ini kita akan melakukan intervensi di desa yang menjadi lokus penanganan Stunting, yang nantinya ketua TPPS akan turun langsung,” ujar dia.

Ia menyebutkan terdapat lima desa yang menjadi Lokus penanganan Stunting di Kabupaten Bangka Selatan yakni Desa Rias, Desa Serdang, Desa Irat, Desa Malik dan Desa Bedengung.

“Saya berharap, kader-kader tim pendamping keluarga, terus melakukan kegiatan sosialisasi, agar masyarakat yang memiliki kesadaran rendah kedepannya menjadi lebih baik dan anak-anak yang selama ini jarang ke posyandu, sekarang bisa ke posyandu lagi,” harap dia.