BASELPOS.CO, Toboali – Perambahan Kawasan Hutan Produksi Lubuk Besar Desa Jeriji Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan untuk perkebunan sawit diduga didanai oleh oknum Pengusaha.

Kondisi tersebut terlihat dari jumlah luasan area yang digarap dan mulai ditanami bibit sawit hingga mencapai ratusan hektar.

Namun hingga dilakukan penertiban oleh Tim Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) wilayah Sumatera pada 17 Mei 2023 lalu, sang pemodal belum juga muncul hingga menimbulkan pertanyaan siapa bos yang mendanai penggarapan lahan untuk perkebunan sawit di Kawasan Hutan produksi desa Jeriji tersebut.

Berdasarkan Pantauan Langsung awak media di Lokasi, Tim Balai Gakkum KLHK wilayah Sumatera nampak mengamankan 1 Unit Excavator Mini yang diduga digunakan untuk menggarap lahan perkebunan sawit di Kawasan Hutan Produksi Lubuk Besar Desa Jeriji dan beberapa barang bukti lainnya.

Namun saat dimintai keterangan, Ketua Tim Gakkum KLHK yang turun ke lokasi belum berkenan memberikan keterangan.

Tim Balai Gakkum KLHK wilayah Sumatera juga telah mengeluarkan pengumuman barang bukti temuan alat berat tersebut yang ditandatangani oleh Pansos Sugiharto, S.E., selaku Kepala Seksi Wilayah III pada bulan Mei 2023.

Pengumuman tersebut telah disebarluaskan di beberapa tempat umum dan tempat kumpul masyarakat salah satunya di Desa Jeriji.

“Bagi siapa yang merasa memiliki barang bukti tersebut agar dapat menghubungi/ mendatangi Pos Gakkum Lingkungan Hidup dan Kehutanan wilayah Kepulauan Bangka Belitung Jalan Manunggal No.10 Kel Beluluk, Kec Pangkalan Baru, Kab Bangka Tengah Prov Kepulauan Bangka Belitung setiap jam kerja dengan membawa bukti-bukti yang sah kepemilikannya untuk klarifikasi terkait keberadaanya dalam kawasan hutan produksi Lubuk Besar,” Bunyi Penggalan Pengumuman Barang Bukti Temuan Tim Balai Gakkum KLHK Wilayah Sumatera.

Menanggapi penertiban yang dilakukan oleh Tim Balai Gakkum KLHK wilayah Sumatera, Ketua Forum Wartawan Bangka Selatan (Forwabas) Wiwin meminta agar Gakkum KLHK dapat terbuka dengan wartawan agar tidak menimbulkan prasangka buruk.

“Hingga hari ini, kawan-kawan wartawan yang melakukan peliputan langsung belum mendapat keterangan resmi dari perwakilan Gakkum KLHK terkait penertiban perambahan kawasan hutan produksi di desa Jeriji. kami berharap agar Perwakilan Gakkum KLHK dapat memberikan keterangan resmi terkait perkembangan penanganan kasusnya, karena hingga saat ini belum ada keterangan resminya. jangan sampai kawan-kawan wartawan berfikir macam-macam terhadap Tim Gakkum KLHK ini,” Tegasnya.