DKUKMINDAG Bangka Selatan Akan Gelar Operasi Pasar Murah
BASELPOS.CO, Toboali – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMINDAG) akan menggelar operasi Pasar Murah.
Kepala DKUKMINDAG Bangka Selatan Ansyori mengatakan, bahwa operasi pasar murah ini akan dilaksanakan guna untuk menekan angka inflasi daerah.
“Hal ini juga dikarenakan harga beras saat ini mencapai Rp18.000 ribu per kilogram atau naik Rp 4.000 per kilogram jika dibandingkan harga sebelumnya yang hanya Rp14.000 per kilogram,” ungkap dia, Selasa (20/2/2024).
Ia mengatakan , akibat kenaikan harga beras cukup tinggi dan itu terjadi dalam beberapa bulan ini, sehingga memicu tingginya inflasi serta membengkaknya pengeluaran rumah tangga.
Ia mengatakan, untuk menekan harga beras pihaknya akan menggelar Operasi Pasar Murah dibeberapa titik dengan harga beras jauh lebih rendah dibanding harga pasar karena disubsidi pemerintah.
“Operasi pasar ini hanya langkah antisipasi yang bersifat darurat saja dan kita sudah berkoordinasi dengan Pemprov Babel untuk menjaga stok dan memastikan pasokan beras lancar,” jelas dia.
Ia menjelaskan, ketersediaan beras dan pasokan berpengaruh terhadap harga, apalagi 90 persen beras didatangkan dari luar daerah seperti Pulau Jawa dan sebagian dari Sumatera Selatan.
“Kekurangan stok dan terkendalanya pasokan dari luar daerah karena harus menempuh jalur laut yang dipengaruhi oleh cuaca, memicu tingginya harga beras di tingkat distributor. Kondisi ini mesti cepat kita atasi dengan mengintervensi harga dan berkoordinasi dengan Bulog untuk menjamin ketersediaan bahan pangan warga,” jelas dia.
Seorang warga Toboali Junaidi mengeluhkan tingginya harga beras karena berdampak terhadap membengkaknya pengeluaran rumah tangga. Apalagi saat ini, kata dia perekonomian masyarakat sedang goncang seiring melemahnya harga bijih timah.
“Pemerintah daerah harus serius menyikapi kenaikan harga beras karena terkait dengan ketersediaan pangan masyarakat. Apalagi kenaikan harga beras terjadi di saat ekonomi masyarakat melemah akibat anjloknya harga bijih timah,” pungkas dia.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan